Hari Buruh 2019: Apakah Buruh Wanita Di Indonesia Sudah Sejahtera?


Sejarah adanya Hari Buruh yang diperingati setiap 1 Mei.

Hari Buruh atau yang disebut juga May Day yang diperingati setiap 1 Mei tidak hadir begitu saja. Ia lahir dari berbagai rentetan perjuangan keras oleh para pekerja untuk meraih kendali ekonomi-politis.

Pada awal abad 19 perkembangan kapitalis mengalami perubahan drastis dalam bidang ekonomi-politik terutama di negara Eropa Barat dan Amerika Serikat. Minimnya upah, panjangnya jam kerja, buruknya kondisi pabrik, serta disiplin yang diperketat melahirkan perlawanan dari kelas pekerja.

Pada tanggal 5 September 1882 parade Hari Buruh untuk pertama kalinya diadakan di kota New York dengan membawa peserta 20. 000 orang yang membawa spanduk bertuliskan 8 jam kerja, 8 jam istirahat, 8 jam rekreasi.

Setelah serangkaian peristiwa akhirnya pada tahun 1886 setiap 1 Mei diperingati Hari Buruh International. 1 Mei dipilih sebagai Hari Buruh karena pada tahun 1884 Federation of Orgenized Trades of Labour Unions terispirasi oleh suksesnya aksi buruh di Kanada pda tahun 1872.

Apakah para buruh wanita di Indonesia sudah sejahtera?

Sebagai mantan buruh pabrik dan mantan pekerja di beberapa perusahaan, aku masih banyak melihat bahwa buruh terutama buruh wanita di Indonesia masih belum sejahtera. Memang, sudah banyak pabrik yang mensejahterakan karyawannya seperti beberapa pabrik rokok yang ada di kota Kudus. Namun, masih banyak pula pabrik-pabrik yang tidak memberikan hak-hak pada karyawannya seperti; Cuti lebaran, uang lembur, jam kerja yang panjang, serta tidak adanya jaminan kesehatan.

Berbeda dengan pabrik, pekerja-pekerja di bidang non-pabrik justru lebih banyak mengalami ketidak sejahteraan. Dari gaji yang diterima dibawah UMR, potong gaji ketika ijin libur, tidak adanya jaminan kesehatan, jam kerja 9-11 jam, tidak memiliki cuti hari raya/melahirkan, uang lembur yang tak dibayarkan, serta sistem kontrak yang cukup merugikan.

Harapan di Hari Buruh untuk buruh wanita di Indonesia.

Meskipun sebagai seorang pekerja kelas bawah, tentu setiap buruh/pekerja wanita memiliki keinginan yang lebih baik lagi di masa yang akan datang. Gaji yang layak, adanya jaminan kesehatan bagi buruh itu sendiri maupun keluarganya, lembur yang dibayarkan serta cuti hamil/menstruasi yang direalisasikan karena masih banyak perusahaan yang tidak menerapkan hal tersebut meskipun sudah diatur dalam undang-undang.

Buruh wanita berperan sangat penting bagi dunia perindustrian Indonesia. Tak hanya soal kecepatan dan ketelatenan, namun juga karena beberapa alasan yang hanya wanitalah yang bisa mengerjakan dengan baik. Banyak sekali pabrik-pabrik di Indonesia yang hanya mempekerjakan wanita terutama di bagian produksi. Hal semacam ini tentu bukan karena kebetulan, tapi tenaga wanitalah yang mampu mempekerjakannya.

Selamat Hari Buruh untuk wanita-wanita di Indonesia dan di seluruh dunia. Tetaplah berdiri tegak dan bersuaralah dengan lantang dalam kebenaran meskipun kita adalah seorang buruh. Tanpa wanita, tanpa buruh, tanpa kita, roda perekonomian dunia tak akan seperti sekarang ini. Maju terus wanita Indonesia ... karena jasamu sama seperti pahlawan perang. (*)

2 Comments