Saga & Kenanga. Season 2 - Bab 2

 

Novel saga dan kenanga

"Pria mesum!" 

"Apa salahnya mesum dengan istri sendiri? Bukan lelaki namanya kalau tidak mesum."

Haaaah. Kenanga membuang napas pelan dan masuk ke dalam mobil. Seluas apapun sebuah mobil, tetap saja ia merasa tidak nyaman. Ditambah lagi perutnya yang sudah mulai buncit. Dia heran kenapa orang-orang senang sekali bercinta di dalam mobil. Apa tidak pegal? Apalagi kaki harus ditekuk-tekuk, mau selonjoran susah karena sempit, belum lagi jika mobil bergoyang-goyang dan dilihat banyak orang. Ya, Tuhan! Kenanga merasa malu sendiri membayangkannya. Dan entah sejak kapan suaminya memiliki fantasi yang aneh-aneh?

Begitu Kenanga duduk di kursi dengan tidak tenang, Saga menyalakan mesin dan pendingin mobil pun mulai menyentuh kulit Kenanga. Wanita itu mendesah pelan, mengamati suaminya yang dengan gerakan pelan tapi pasti, Saga menyusul ke mobil dan duduk di sampingnya.

"Suamiku, di rumah masih banyak tempat nyaman untuk kita tidur," ucap Kenanga menatap sayu ke mata Saga. Membelai pipinya dan mengecup dengan bibirnya. 

"Tapi aku sudah tak sabar lagi ingin bertemu anakku. Aku mendengar bahwa dia merindukanku!" bisik Saga mesra tepat di telinga Kenanga sambil membelai dadanya yang tersa amat keras yang makin hari kian membesar karena kehamilannya. 

"Saga ...." Kenanga melebarkan mata. Menatap suaminya yang menatap dengan nakal. 

"Iya, Sayang. Apa kau juga rindu denganku?" jawab Saga dengan senyum menawan. Kenanga bisa merasakan hembusan napas suaminya yang menyapu wajahnya. Begitu menggoda. Begitu jantan dan sangat membuatnya bergairah. 

Kenanga merangkulkan kedua tangannya di leher Saga lalu menjawab,"Bagaimana bisa aku merindukanmu kalau kamu selalu di sisiku?"

Saga mengerutkan keningnya. "Haruskah aku pergi agar kau merindukanku?"

"Kalau kamu pergi, aku akan ikut denganmu. Aku tidak akan membiarkanmu pergi dari sisiku. Aku tidak mau suamiku yang tampan ini menarik perhatian wanita lain!"

"Kalau begitu, kau harus melakukan sesuatu agar aku tidak pergi!"

"Apa?" tanya Kenanga pura-pura tidak tahu apa keinginan Sagara. 

"Itu ...."

"Itu apa?" Kenanga menyunggingkan senyuman.

"Kau benar-benar menyiksaku, Nanga!" balas Saga dengan gemas lalu mencium bibir istrinya dengan lembut kemudian turun ke lehernya yang mulai berlipat dua. 

"Kamu tidak benar-benar akan melakukannya di sini, kan?"

"Aku akan!" jawab Saga sedikit berdiri dan melepaskan kancing celana. "Haruskah aku membeli mobil yang agak besar?" gerutu Saga karena merasa mobilnya sempit dan tubuhnya tidak leluasa bergerak. 

"Sekalian saja beli truk!" Kenanga terkekeh melihat suaminya yang tak sabar lagi. 

"Aku akan membelinya kalau kalau kau mau!" balas Saga penuh semangat kemudian mendekatkan bibirnya pada Kenanga. Apapun yang terjadi, dia harus segera menyalurkan hasratnya. Mereka berciuman dengan pelan dan lembut. Kenanga menyusupkan jemari-jemarinya di rambut Saga yang lebat. 

"Kau bilang tidak menginginkannya. Tapi, lihatlah ciumanmu," sindir Saga dengan senyum tersungging. 

"Itu tadi. Sekarang beda cerita."

"Ah ... Kau istri yang nakal!" Saga menggeser tubuhnya. Meminta Kenanga agar duduk dengan nyaman dan bersandar pada bantal yang memang sudah ada di dalam mobil.

"Apa kau nyaman?" tanya Saga dengan kaki tertekuk mengarah ke istrinya.

"Lumayan."

Melihat istrinya yang sudah siap, Saga mulai melakukan pemanasan. Ia mulai melucuti bajunya sendiri tiba-tiba, Kenanga mencegahnya..

Kalau tidak ....

"Saga! Lihatlah! Ada satpam!"

Pria itu menghentikan gerakan dan menoleh ke belakang. Dan yang benar saja, di sana telah berdiri seorang satpam yang mengetuk kaca mobil.

"Sial!" gerutu Saga yang kembali mengenakan pakaiannya dengan tergesa-gesa lalu berbalik dan membuka pintu. 

"Ya?" ucap Saga jengkel karena petugas itu telah mengganggu ritual sakralnya. 

"Maaf, Pak. Saya melihat mobil Anda bergerak-gerak tidak wajar. Saya harap, Anda tidak berbuat asusila di tempat umum."

"Dia adalah istri saya!" Saga menunjukkan cincin yang melingkar di jarinya. 

"Kalau pun suami-istri, tolong jangan lakukan di tempat umum."

Saga mendesah kemudian menggerutu lagi. "Haruskah saya melakukannya di rumah Anda?!"

"Boleh. Kalau Bapak tidak keberatan."

Kenanga terkekeh mendengar satpam yang tak mau kalah dari suaminya. Saga pasti sudah memaki dalam hati. "Maafkan kami, Pak. Suami saya sepertinya sudah tidak sabaran. Maklum, saya sedang hamil!" ucap Kenanga menggeser bokongnya hingga petugas itu bisa melihat jelas sosok Kenanga dan perutnya yang membuncit. 

"Ah, waktu istri saya sedang hamil, saya memakai seks doll. Mungkin Bapak mau mencobanya?" 

Kenanga terkekeh mendengar satpam yang menurutnya humoris. Pria itu memang terlihat berusia lima puluhan. Tapi, terlihat sekali dia bukan laki-laki tua yang kolot. 

"Sepertinya saya harus membeli satu untukmu, Sayang."

Saga melotot pada satpam karena membuat istrinya berpikir yang bukan-bukan. "Baiklah, Pak. Silakan dilanjutkan lagi di rumah. Maaf sudah mengganggu waktu kalian," kata petugas yang langsung pergi. Sedangkan, Kenanga tak bisa berhenti tertawa ketika membayangkan suaminya bercinta dengan boneka karet. 

"Tertawalah sampai kau puas!" geram Saga melipat tangan di dada. Rasanya, kepalanya nyut-nyutan karena apa yang seharusnya justru terpaksa harus dipendamnya lagi. 

3 Comments

  1. Makasih akhirnya bisa baca novel kesayangan up lagi 🥰🥰

    ReplyDelete
  2. Terimakasih min, aku baru tahu 😁😁😁

    ReplyDelete