Penjara Cinta Sang Taipan. Tamat

 

Bab. 111

Pengakuan Adam.


"Akulah Ayah kandung Arga!" teriak orang yang baru masuk tersebut sehingga membuat semua orang yang berada di dalam ruangan itu mengalihkan perhatiannya.


Melihat siapa orang yang baru masuk tersebut membuat Nyonya Diana melototkan matanya sempurna seolah bola matanya nyaris terjatuh. Kenapa pria sialan itu bisa berada di sini? Dan apa yang dia katakan tadi? Begitu pikir Nyonya Diana.


Sedangkan kening Tuan Jordan mengkerut tajam saat melihat siapa orang yang baru datang tersebut. Bukankah itu pria yang pernah menjadi kekasih Sandra di masa lalu. Ada apa lelaki itu datang ke rumahnya dan membuat pengakuan seperti itu dan kenapa Sandra juga berada di rumahnya untuk mendampingi pria itu? Begitulah pertanyaan yang berseliweran di benak Tuan Jordan.


Ya, kedua orang yang baru datang tadi adalah Adam dan Sandra. Mereka sengaja datang ke kediaman Ramiro untuk meluruskan masalah agar tidak ada kesalahpahaman lagi ke depannya. Karena jika tidak maka Arga dan Beninglah pihak yang paling dirugikan atas segala kemelut yang terjadi di dalam keluarga ini. Apalagi mereka juga tidak mengerti apa - apa. Jadi pantaskah mereka jika dikorbankan demi kepentingan 

dan keegoisan keluarganya sendiri.


"Maaf jika kedatangan kami yang secara tiba - tiba ini mengejutkan kalian. Perkenalkan nama saya Adam dan di sebelah saya ini adalah adik tiri saya Sandra!" ucap Adam memulai percakapan.


"Tunggu dulu, adik tiri? Bukankah dulu kalian adalah sepasang kekasih?!" saut Tuan Jordan menginterupsi. "Dan apa katamu tadi? Arga adalah putra kandungmu? Tolong perjelas kata - katamu tadi jangan membuat kami yang berada di sini menjadi semakin pusing!" sambung Tuan Jordan seraya melirik ke arah Nyonya Diana yang berdiri mematung di tempatnya. Wanita itu terlihat pias dan bergetar ketakutan hingga sibuk meremas kedua tangannya sendiri.


"Saya dan Sandra menjadi saudara tiri karena Ibu saya telah menikah dengan Ayah Sandra dan saya bukan kekasih Sandra seperti apa yang anda tuduhkan tadi. Tapi kami ke sini bukan untuk membahas tentang keluarga saya kepada anda tetapi ini tentang jati diri Arga yang sebenarnya. Dan saya jugalah orang yang telah mendonorkan darah saya kepada Arga. Saya juga yang meminta kepada tim medis untuk merahasiakan tentang identitas saya sebelumnya atas permintaan seseorang." Adam menjeda ucapannya sejenak sembari melirik ke arah Diana. "Namun sekarang permintaan itu sudah tidak penting bagi saya karena dengan tertutupnya rahasia ini akan membuat Arga dan Bening yang tidak bersalah menjadi korban atas keegoisan kita semua. Saya Adam Wicaksono sengaja datang kemari untuk membuat pengakuan dan meminta maaf yang sebesar - besarnya kepada keluarga Ramiro terkhusus untuk Tuan Jordan atas kekhilafan saya di masa lalu karena sudah berselingkuh dengan istri anda di belakang anda sehingga lahir lah Arga ke dunia ini!" ucap Adam tegas dan lugas.


Tangan Tuan Jordan terkepal erat karena menahan emosi. Bukan karena ia cemburu karena sang istri pernah menghianatinya dengan pria lain tetapi karena ia merasa menjadi orang yang paling bodoh di dunia karena berhasil dikelabuhi oleh istrinya sendiri. Sedangkan Tuan Syarief yang sejak tadi ikut menyimak juga merasa geram. Bagaimana tidak, duo singa dari Ramiro group berhasil dibodohi oleh seorang Diana yang notabene bukan siapa - siapa.


Kini pandangan Tuan Jordan beralih ke arah Nyonya Diana berada. "Apa sekarang kau mengakuinya, Jalang?! Bahkan orang yang sudah menjadi selingkuhanmu mengakuinya sendiri di depanku!" desis Tuan Jordan.


Nyonya Diana yang merasa terpojok pun langsung membalas tatapan pria yang masih berstatus sebagai suaminya itu dengan tatapan yang tak kalah tajam.


"Iya benar pria yang ada di sana itu adalah mantan selingkuhanku. Iya benar memang Arga bukanlah putra kandungmu melainkan putra dari pria itu. Tapi aku tidak pernah menyesalinya karena kau juga punya andil besar kenapa aku bisa sampai mencari kepuasan dari pria lain dan berselingkuh di belakangmu. Itu karena kau tidak pernah menganggapku sebagai istri. Apalagi setelah kau bertemu dengan wanita jalang itu. Kau sibuk mengejarnya meskipun sudah ada Arga di antara kita!" teriak Nyonya Diana seraya menuding Sandra hingga terdengar di setiap penjuru ruangan.


"Berhenti menyalahkan orang lain atas kesalahanmu Diana! Berhenti mengatakan Sandra seorang jalang jika kelakuanmu sendiri saja seperti itu. Asal kau tahu saja, Sandra selalu menolakku karena dia sadar diri aku adalah pria yang sudah beristri meskipun aku pernah berbuat hal yang buruk kepadanya hingga mendapatkan Bening. Jadi jika ada yang harus disalahkan di sini tentu saja diriku dan kita berdua sama - sama telah bersalah. Akibat dari pernikahan yang tidak pernah kita inginkan sebelumnya hingga membuat banyak orang menjadi korban. Terutama putri kandungku sendiri Bening. Tetapi apapun alasannya aku tidak terima kau membodohiku selama bertahun - tahun. Maka dari itu aku menjatuhkan talak kepadamu Diana. Aku Jordan Smitt Ramiro telah menceraikanmu. Aku menceraikanmu. Aku menceraikanmu Diana. Sekarang tidak ada lagi ikatan suami istri di antara kita!" ucap Tuan Jordan lantang dengan disaksikan oleh semua orang yang berada di dalam ruangan ini.


"Masalah ini akan diurus oleh pengacara keluarga Ramiro termasuk konpensasi apa yang akan kau dapatkan setelah perceraian ini!" imbuh Tuan Jordan tegas. Sedangkan Nyonya Diana hanya bisa diam tak bisa berbuat apa - apa karena segala perbuatannya sudah diketahui oleh mantan suaminya.


"Dan kau!" Tuan Jordan kini beralih ke arah Adam. "Aku salut dengan keberanianmu karena telah mengaku langsung di depan mataku. Tentu saja aku ingin sekali menghabisi nyawamu saat ini juga. Tapi aku tidak mungkin melakukan hal itu mengingat Arga akan menjadi yatim jika aku melakukan hal itu. Karena bagaimanapun aku juga sangat menyayangi Arga meskipun hubungan kita selama ini tidak pernah akur selayaknya Ayah dan anak seperti kebanyakan orang. Dan mengenai donor darah yang kau berikan kepada Arga aku sangat berterima kasih sekali karena dengan begitu kau telah menyelamatkan nyawa putraku!"


"Arga juga putraku! Aku juga baru mengetahui kebenaran itu beberapa bulan yang lalu saat aku tidak sengaja bertemu Diana di London hingga membuatku langsung kembali ke negara ini untuk memastikan semua. Awalnya aku tidak ingin mengakui hal ini kepada kalian atas permintaan Diana tapi melihat kerumitan dan kesalapahaman kalian tentang hubungan Bening dan Arga membuat aku harus meluruskan semuanya. Apalagi beberapa yang lalu Diana sendiri yang menelfonku untuk memberitahu kondisi Arga yang kritis karena membutuhkan pendonor yang tepat untuk Arga!" jelas Adam panjang lebar.


'Astaga benar! Orang yang aku lihat di London dulu adalah Tuan Adam. Pantas saja wajah begitu mirip sekali dengan Arga!' Raka yang sejak tadi berdiam diri di tempatnya sembari menyimak drama keluarga Ramiro ini akhirnya bisa mengingat sosok yang pernah tidak sengaja dilihatnya di London.


"Maaf Tuan ada telepon dari rumah sakit. Mereka bilang Tuan muda sudah sadar!" Fatma berlari ke arah Tuan Jordan berada dengan nafas memburu untuk menyampaikan kabar gembira itu kepada semua orang yang ada di dalam ruangan ini.


Bab. 112.

Akhir yang bahagia.


Tepat 3 bulan terhitung sejak tragedi yang menimpa keluarga Ramiro. Kini Bening sudah mendapat pengakuan resmi dari kedua belah pihak keluarga besar. Satu dari pihak keluarganya yaitu kelurga Ramiro dan satu lagi dari keluarga Ibunya yaitu keluarga Abraham. Sebagai cucu satu - satunya dari keluarga Ramiro dan Abraham membuat Bening mendapat limpahan kasih sayang dari semua orang. Sehingga membuat Bening merasa sangat bahagia.


Pun dengan hubungannya dengan Arga, setelah mengetahui tentang jati diri Arga yang sesungguhnya Arga memilih untuk keluar dari perusahaan Ramiro karena merasa tidak berhak memilikinya. Beninglah pewaris sebenarnya kekayaan Ramiro tersebut. Apalagi setelah Tuan Jordan dan juga Tuan Syarief berusaha mengembalikan semua hak milik Bening. Termasuk mengakui Bening di media dan khalayak ramai bahwa Bening adalah putri sekaligus cucu dan pewaris sah kerajaan bisnis Ramiro.


Namun semua kekayaan itu tidak membuat Bening gelap mata dan juga tamak harta justru Bening menolak secara harus tentang pengangkatan dirinya sebagai pemimpin Ramiro group. Selain merasa dirinya tidak mampu, Bening juga merasa tidak nyaman jika harus menjalankan perusahaan sebesar itu. Karena Bening hanya ingin kehidupan normal seperti kebanyakan wanita lain di luar sana untuk menjalankan perannya sebagai Ibu rumah tangga biasa dan yang baik sehingga bisa mengabdikan diri sepenuhnya kepada sang suami. Melayani segala kebutuhan suaminya dan calon anaknya nanti.


Sehingga membuat Bening bekerja keras untuk merayu Arga suaminya agar mau kembali memimpin perusahaan seperti apa yang telah ia lakukan dulu. Karena keluarga besar Ramiro pun menginginkan hal yang sama. Arga adalah satu - satunya orang yang tepat untuk membawa Ramiro group semakin menuju kejayaannya. Karena bagi Tuan Jordan dan Tuan Syarief, Arga tetap lah putra dan cucu mereka. Kasih sayang mereka tetap sama seperti dulu meskipun Diana sekarang bukan lagi istri dari Tuan Jordan.


Setelah memikirkan berbagai macam pertimbangan, akhirnya Arga mau kembali mengambil tampuk kekuasan yang sempat ia tinggalkan beberapa bulan yang lalu. Ia melakukan semua itu semata - mata untuk masa depan keluarga kecilnya, terutama Bening dan calon anak yang masih berada di dalam kandungan istrinya. Dan di sinilah Arga sekarang, berdiri gagah didampingi oleh istri tercinta, Tuan Syarief dan juga Tuan Jordan dalam rangka peresmian hotel baru di bawah naungan Ramiro group.


Setelah membuka acara dan memberikan pidato kecil di depan para tamu undangan, Arga juga menyempatkan diri untuk menjawab beberapa pertanyaan para awak media yang memang sengaja diundang khusus untuk mengikuti jalannya acara pembukaan hotel baru tersebut.


"Bagaimana rencana anda untuk Ramiro group ke depannya Tuan muda?!" tanya salah seorang wartawan.


"Saya akan membawa Ramiro group lebih maju dari yang sebelumnya dengan merambah ke berbagai sektor terutama sektor perekonomian dan pendidikan. Karena Ramiro group ke depannya akan fokus pada sistem tersebut untuk memperbesar dinas pendidikan di berbagai daerah yang tertinggal. Dan itu semua atas permintaan khusus dari istri tercinta saya!" jawab Arga lugas sembari tersenyum ke arah Bening yang berada di sampingnya.


"Apakah setelah pernikahan anda dengan Nona Bening membawa dampak positif kepada kehidupan anda dan bagaimana perasaan anda saat ini?!" tanya wartawan yang lainnya.


"Bening adalah anugera terindah yang Tuhan berikan untuk saya, jadi tidak ada alasan bagi saya untuk tidak merasa bahagia. Apalagi sebentar lagi kita juga akan kedatangan anggota baru di dalam keluarga besar kita yaitu calon penerus kerajaan bisnis Ramiro group!" jawab Arga. Kini jemari Arga dan Bening saling bertaut. Senyum tak lepas tersungging dari bibir mereka seakan menggambarkan betapa bahagianya mereka berdua saat ini.


Apalagi saat mereka mendengar ucapan selamat bertubi - tubi dari para awak media setelah mendengar berita kehamilan Bening dari mulut Arga sendiri.


*****


Seminggu telah terlewati sudah, kini keluarga Ramiro dan juga Abraham tengah mengadakan acara syukuran empat bulan kehamilan Bening. Selain itu juga merangkap acara pernikahan Tuan Jordan dan juga Sandra.


Ya, setelah sekian lama membujuk dan merayu Sandra tanpa mengenal kata lelah. Akhirnya Tuan Jordan berhasil mempersunting Sandra atas restu dari semua pihak terutama Arga dan Bening. Sedangkan Nyonya Diana memutuskan untuk menikah dengan Adam dan mengikuti pria itu menetap di London karena pekerjaan lelaki itu yang berada di sana.


Semua orang tampak bersuka cita ikut mendoakan calon anak yang ada di dalam kandungan Bening. Anak yang digadang - gadang akan menjadi penerus keluarga Ramiro.


Pun dengan Bening yang begitu antusias menerima doa dan selamat dari semua tamu yang hadir. Sebelum perhatian Bening dan Arga teralihkan kepada dua orang tamu yang baru saja datang dan mendekat ke arah mereka berdua.


"Arga Bening selamat ya. Sebentar lagi kalian akan menjadi orang tua!" ucap Raka sebelum menghamburkan pelukannya kepada sahabatnya Arga.


"Thanks Raka, jika bukan karena loe. Gua juga nggak aka pernah ada di titik ini!" balas Arga.


"Selamat Nona!" ucap Sari kemudian juga memeluk sahabatnya itu.


"Terima kasih Sari. Kapan kalian menikah?!" tanya Bening yang membuat pipi Sari merona.


"Secepatnya!" saut Raka ikut menjawab karena iya yakin calon istrinya itu akan malu - malu untuk menjawabnya.


"Alhamdulillah kalo begitu. Selamat ya Sari!" Bening kembali memeluk sahabat sekaligus mantan pembantunya itu.


Ya, sejak Raka menyatakan perasaannya kepada Sari dan berniat menikahinya. Raka meminta Sari untuk berhenti dari pekerjaannya. Hal itu tentu saja didukung oleh Bening dan keluarga besarnya dengan memberikan mereka restu.


Sehari sebelum akad nikah, Sandra sengaja berkunjung ke kantor polisi untuk menjenguk Juwita yang kini mendekam di penjara akibat dari kejahatannya. Sandra sengaja pergi ke tempat ini karena ia masih menghargai persahabatan mereka yang sudah terjalin bertahun - tahun lamanya. Karena bagaimanapun juga Sandra masih akan tetap menganggap Juwita sebagai sahabatnya.


"Bagaimana kabar kamu, Ta?!" tanya Sandra memulai obrolan setelah beberapa saat yang lalu seorang petugas membawa Juwita keluar dari sel tahanan.


"Seharusnya kau tidak pernah datang kemari!" balas Juwita dingin.


Melihat sikap yang diberikan Juwita kepadanya membuat hati Sandra teriris namun ia tetap memberikan senyum terbaiknya itu untuk sahabatnya.


"Aku merindukanmu, jadi aku datang ke sini! Oh ya aku sudah membicarakan masalah ini dengan pengacara keluargaku. Dan secepatnya kau akan terbebas dari tempat ini!" ucap Sandra antusias tidak peduli Juwita yang masih menjaga jarak dan bersikap dingin padanya.


"Aku tidak butuh bantuanmu! Sebaiknya kau pergi dari sini!" usir Juwita dengan mata yang sudah terlihat berkaca - kaca sebelum kemudian beranjak dari tempat itu. Namun dengan cepat Sandra cegah dengan meraih lengan tangannya.


"Wita aku mohon, tetaplah menjadi sahabatku seperti dulu. Aku minta maaf padamu atas segala sesuatu yang telah terjadi. Aku mohon lupakanlah masa lalu dan mari kita memulai hidup baru. Aku sayang padamu Ta. Sangat sayang seperti saudaraku sendiri!" tutur Sandra dengan air mata yang sudah berderai menghiasi pipinya.


"Kenapa kau lakukan ini, San? Bukankah aku sudah banyak menyakitimu? Bahkan aku dalang dari penculikanmu dan Bening atas bantuan Sanders. Jadi tidak ada gunanya lagi mempertahankan persahabatan ini!" jelas Juwita sebelum menyentak tangannya sehingga terlepas dari genggaman Sandra. 


"Permisi ...!" ucapnya kemudian.


Sandra yang tidak rela persahabatannya berakhir seperti ini langsung memeluk Juwita dari belakang agar sahabatnya itu tidak pergi darinya. "Maafkan aku Ta. Maaf, aku bukan sahabat yang baik. Hiks ... hiks!" hibahnya.


Juwita pun merasakan sakit yang sama, meskipun terdiam air matanya meluruh deras dari sudut matanya. "Tapi aku sudah terlalu jahat padamu San. Aku tidak pantas disebut sebagai seorang sahabat. Kau terlalu baik untukku!" 


Akhirnya pertahanan Juwita runtuh juga. Dia meluapkan segala perasaannya di depan sahabatnya itu sebelum kemudian Sandra membalikkan badan sahabatnya itu dan memeluknya erat.


"Kau adalah sahabat terbaik yang pernah aku punya Ta. Jadi jangan pernah berkata kau tidak pantas untuk menjadi sahabatku karena aku tidak suka itu!"


*****


Detik demi detik waktu telah bergulir. Hingga tak terasa sudah 9 bulan usia kandungan Bening. Ruang bersalin di sebuah rumah sakit ternama telah dipersiapkan untuk proses kelahiran penerus Ramiro karena beberapa waktu yang lalu pihak keluarga Ramiro telah mengabarkan bahwa Bening telah mengalami kontraksi dan kemungkinan akan segera melahirkan.


Mobil yang membawa Bening telah sampai di depan rumah sakit. Kedatangan mereka tentu saja sudah disambut oleh beberapa dokter dan juga para tenaga medis lainnya.


Arga langsung melompat keluar dari mobil karena panik melihat istrinya kesakitan.


"Cepat tangani istriku dia sudah sangat kesakitan!" teriak Arga kepada semua tenaga medis di sana.


Kini Bening sudah ada di dalam ruang persalinan, rasa sakit di perutnya sudah mencapai titik tertinggi dengan pembukaan yang sempurna menandakan bahwa ia siap melahirkan calon anaknya ke dunia.


Bening meremas tangan suaminya kuat, meluapkan segala kesakitan yang dirasakannya saat ini. Peluh membasahi kening hingga rambutnya yang kini terlihat sangat berantakan.


"Sakit sekali! Ini sakit sekali Arga!" desisnya tepat di telinga sang suami.


"Bertahanlah Sayang, aku yakin kamu bisa. Ayo berusahalah demi bayi kita!" ucap Arga menyemangati istrinya. Tak lupa ia pun memberikan kecupan - kecupan sayang di puncak kepala istrinya itu.


"Pembukaannya sudah sempurna Nona. Sekarang ikuti instruksi dari saya. Tarik nafas kuat ... hembuskan. Iya benar seperti itu. Sekarang dorong bayinya sekuat tenaga!" 


Dengan penuh perjuangan dan atas bantuan tim dokter dalam persalinannya akhirnya Bening berhasil melahirkan seorang putra dalam keadaan sehat dan selamat. Bahkan Arga sampai meneteskan air matanya saat pertama kali melihat sang putra ada di atas dada istrinya untuk mencari sumber kehidupannya. Bibir mungil itu tampak mencari puting Bening untuk mendapatkan ASI pertamanya.


Kini Bening sudah dipindahkan ke ruang perawatan. Di sana sudah ada seluruh keluarga Ramiro dan juga keluarga Abraham. Tak terkecuali Raka dan Sari yang beberapa hari yang lalu telah menyandang status sebagai pengantin baru.


Pancaran kebahagiaan terlihat dari wajah setiap orang. Apalagi Tuan Syarief yang terlihat begitu antusias untuk menjadi seorang Kakek buyut. Semua orang memandang takjub pada sosok mungil yang tengah terlelap di dalam box bayinya. Seorang penerus Ramiro grup yang telah diberi nama Arroyyan Dylan Ramiro.


TAMAT.

0 Comments