Sagara dan Kenanga. Bab 11

 


Sagara menyunggingkan senyum lalu berdiri berhadapan dengan Dewi. Lelaki itu memandang gadis itu hingga membuat jantung Dewi berdegup kencang dan pipinya memerah karena malu sekaligus terbakar gairah. Apakah Pak Saga mulai tertarik padaku? Tanya gadis itu pada dirinya sendiri. Dia tak menyangka bahwa merayu bosnya yang kaya akan semudah ini. Oh, ternyata laki-laki di mana pun sama saja. Tak tahan melihat wajah cantik dan paha mulus, langsung tergoda dan seolah lupa jika mereka sudah memiliki anak-istri. Tak mau menyia-nyiakan kesempatan, Dewi langsung merangkulkan kedua tangannya di leher Sagara, tetapi sayang halusinasi Dewi harus berhenti cukup sampai di situ.

"Singkirkan tanganmu dari tubuhku atau aku akan mematahkannya?" kata pria itu dengan nada yang datar serta terdengar dingin. Dewi lantas menarik tangannya dan menggigit bibir hingga sedikit berdarah. "Dengarkan aku ...." Sagara mulai berbisik di telinga gadis yang dinilainya tak memiliki harga diri dan picik.

"Kau bisa menipu istriku dengan tipu muslihatmu, itu karena dia terlalu baik, tapi kau tak akan bisa menipuku. Berhati-hatilah, jika sesuatu terjadi pada Kenanga, kau akan membayarnya dengan nyawamu!" 

Mendengar kata-kata itu kaki Dewi terasa lemas. Ia langsung terjatuh di lantai karena perasaan takut, marah, sekaligus merasa bahwa Sagara telah mencabik-cabik harga dirinya. "Tunggu pembalasanku, Kenanga. Jika Sagara tak bisa aku miliki, dia juga tak akan bisa menjadi milikmu!" gumam Dewi setengah mengeram ketika Sagara keluar dari ruang kerjanya. "Rasa sakit hatiku hari ini, akan kukembalikan padamu berkali-kali lipat!"

***

"Kenapa kau memasak sendiri, Sayang?" Saga memeluk istrinya dari belakang dan mencium dengan lembut bahu istrinya hingga wanita itu menggeliat kegelian. "Di mana Pak Man dan yang lain?"

"Kamu kan suamiku. Ada yang salah jika aku masak untuk suamiku sendiri?"

Sagara makin mengeratkan pelukannya hingga Kenanga merasakan ada yang mengganjal di bagian bawah sana. "Aku tidak ingin istriku kelelahan. Kau tahu itu kan, Sayang?"

Kenanga yang sedang mengulek sambal pun berhenti sejenak. "Aku tersinggung kamu menganggapku wanita yang lemah."

Ah, rasanya Sagara ingin sekali menggendong istrinya yang menggemaskan ke atas ranjang mereka. "Aku tak pernah menganggapmu lemah. Kau tahu itu, kan?"

"Tahu apa?" Kenanga berpura-pura bodoh dan melanjutkan lagi mengulek sambal di depannya. 

Sagara mendekatkan bibirnya kemudian berbisik,"Hanya kau yang bisa membuatku terkulai lemas di atas ranjang."

"Oh, benarkan? Aku sangat tersanjung!" Kenanga tersenyum dan tertawa genit, tetapi tidak dengan Dewi. Perempuan yang sedang meihat pemandangan itu makin kesal terbakar amarah. 

"Lihat saja nanti. Berani-beraninya kalian bermesraan di hadapanku!" gumam Dewi dengan tangan terkepal dan mata yang menyala-nyala karena amarah.

0 Comments