Bisakah Mendapatkan Penghasilan Meski Tidak Menulis Novel Pasaran?

 

24 November 2022


Bisakah Mendapatkan Penghasilan Meski Tidak Menulis Novel Pasaran?- Beberapa bulan terakhir, platform lokal di Indonesia sedang bersinar dan bahkan mampu mengalahkan platform-platform menulis buatan luar negeri. Penghasilannya pun tak main-main karena para penulis di platform tersebut bisa menghasilan puluhan ribu hingga ratusan juga dalam waktu sebulan. 

Sebut saja KBM dan KaryaKarsa. Menurut pengamatan pribadiku jika melihat penghasilan tertinggi penulisnya, beuh bikin merinding! Bagi orang-orang yang baru terjun ke platform menulis online atau belum pernah terjun sama sekali, tentu tak percaya dengan penghasilan penulis segitu. Namun, karena sudah menekuni dunia platform menulis sejak 2020 penghasilan menulis di atas 30 juta sebulan bukan hal baru lagi buatku. 

Menulis dengan penghasilan puluhan hingga ratusan juta rupiah per bulan tentu bukan hal mudah dan tanpa kontroversi. Nah, kontroversi yang ingin aku bahas kali ini adalah bisakah mendapatkan menghasilan meski tidak menulis novel pasaran?

Jawabannya adalah BISA! Tentu saja dengan catatan, ya. Alias pakai syarat. Syarat mutlak agar kamu dapat banyak cuan tanpa menulis novel genre pasaran adalah pastikan kamu punya pembaca loyal.

Banyak penulis online yang meraup jutaan hingga ratusan juta dari menulis novel yang bukan genre pasaran. Sebut saja Majarani, penulis yang namanya moncer di beberapa platform menulis ini novelnya tidak melulu soal drama rumah tangga ala ikan terbang. Pun dengan bahasa penulisan yang dipakai. Lalu ada beberapa nama lagi seperti Patrick Kellan, Cherry Blossom, dan masih banyak lagi penulis online yang menulis bukan genre pasaran, tetapi novelnya tetap diminati.

Selain menulis cerita yang menarik, rajin promosi, personal branding pun harus dimiliki oleh penulis di era digital sekarang ini. Bukan hanya harus melek sosial media, tetapi juga bisa belajar bagaimana menyajikan diri mereka di depan pembaca maupun calon pembaca. 

Nah, kalau kamu lebih memilih menulis dengan mengikuti apa maunya pasar atau menulis dengan ciri khasnu sendiri? (*)


0 Comments