Cerpen: Tidak Semua Mertua Menyeramkan

 

Lomba cerpen

-Tidak semua mertua menyeramkan-Namaku Ariana Kirana. Di usiaku yang ke-24 tahun ini aku sudah menjalani pernikahan dengan Rayhan Pratama selama dua tahun. Rayhan yang hanya satu tahun lebih tua dariku sebenarnya pria yang sangat lembut. Yeah, setidaknya saat kami pacaran sampai awal-awal pernikahan Rayhan memang tidak berulah sedikit pun.

 

Sejak awal pernikahan, kami sudah sepakat untuk tidak memiliki anak di usia kami yang masih muda. Aku sengaja memakai kontrasepsi atas persetujuan suami dan orang tua kami dengan alasan kami belum siap sampai ke tahap mengurus anak.

 

Tentu aku yang saat itu masih berumur 22 tahun merasa khawatir setelah mendengar beberapa cerita dari saudara-saudaraku yang menceritakan tentang betapa repotnya mengurus anak. Seketika aku merinding mendengarnya, maklum saja aku tidak pernah mengurus anak kecil sebelumnya karena aku bahkan tidak mempunyai adik.


Tahun pertama aku menikah dengan Rayhan, kami tinggal bertiga saja dengan bik Lela yang membantuku mengurus rumah. Rayhan yang saat ini mengelola kedai kopi milik ayahnya terkadang pergi keluar bersama teman-teman kampusnya tanpa diriku. Meski aku sedikit cemas dengan kepergiannya yang terkadang sampai tengah malam baru pulang, namun aku tidak melarangnya.

 

Baca juga: Rantang untuk Mertua.


Karena pernah sekali aku mengingatkannya untuk tidak terlalu sering main-main di luar rumah, ternyata Rayhan merasa tersinggung dengan ucapanku. Sejak itu aku khawatir jika kami sampai bertengkar hanya karena aku melarangnya main dengan teman-temannya. So, aku lebih memilih untuk berpikir positif disaat Rayhan tidak ada di rumah.

 

Karena kelakuan Rayhan makin menjadi-jadi setelah ku biarkan seperti itu, lama kelamaan aku mulai kesal. Tentu saja kesal, sebagai seorang istri yang rela melepas masa lajangku di usia muda, suamiku bahkan tidak menghargaiku. Aku pikir sepertinya Rayhan lebih memprioritaskan teman-temannya dibandingkan aku.

 

Mirisnya lagi, disaat aku ingin bertemu dengan teman-teman kampusku, Rayhan hanya mengizinkanku berkumpul dengan mereka di rumah kami. Rayhan benar-benar mendominasiku dengan membatasiku seperti itu. Bahkan jika aku ingin ke salon, Rayhan tidak mengizinkanku pergi bersama teman-temanku. Alih-alih pergi bersama teman-teman wanita, Rayhan yang menemaniku ke salon meskipun aku tau Rayhan merasa kesal menungguku.

 

Aku pikir menjadi seorang istri itu hal yang mudah, ternyata tidak sesuai yang kubayangkan... Rayhan yang aku kenal sebagai pria yang lembut dan perhatian, sepertinya kini sudah mati. Mungkin Rayhan yang sekarang masih bersamaku, adalah jiwa orang lain yang masuk ke tubuh Rayhan. Humm, aku pernah berpikir konyol seperti itu.

 

Lucunya, aku tidak mempunyai keberanian untuk menentang sikapnya yang seenaknya itu. Bisa dibilang aku adalah pengecut, dalam hatiku ingin berontak namun pada kenyataannya aku selalu saja mengalah. Akhirnya aku paham arti kata "Baik boleh, bodoh jangan." Ha ... Sepertinya aku memang wanita bodoh. Aku bahkan bisa terbuai oleh kata-kata manis yang palsu dari mulut Rayhan saat kami masih pacaran dulu.

 

Jika saja aku lebih selektif dalam memilih pasangan, mungkin aku tidak akan sesakit ini. Meski sakitku bukan karena Rayhan berselingkuh di belakangku. Tapi dengan perubahan sikapnya yang drastis saja sudah sangat menyakiti hatiku. Aku ini menerima lamarannya karena ingin dicintai! Tapi kenapa setelah kami menikah, Rayhan sering mengabaikanku? Aku muak ... Meskipun selalu tersenyum di hadapan Rayhan, tapi batinku berteriak.

 

Saat pernikahan kami menginjak tahun kedua, aku bicara dari hati ke hati dengan Rayhan. Aku bilang padanya seolah aku menginginkan seorang anak. Padahal yang sebenarnya, itu hanya alasanku saja untuk mendapatkan cinta Rayhan seperti saat kami pacaran dulu. Meskipun Rayhan terlihat sedikit tercengang mendengar keinginanku, namun Rayhan menyetujuinya.

 

Oke ... Setelah beberapa bulan aku melepas kontrasepsi, akhirnya Tuhan mengabulkan doaku. Dengan bahagianya, aku mengandung anak pertamaku dengan Rayhan. Dilihat dengan saksama pun Rayhan terlihat sangat senang mengetahui dirinya akan segera menjadi ayah.

 

"Terima kasih, sayang. Aku sangat bahagia," ucap Rayhan saat itu yang masih aku ingat sampai sekarang.

 

Kebahagiaanku semakin bertambah saat sikap Rayhan berubah menjadi lebih hangat padaku. Setiap hari Rayhan membuatkanku susu dengan tangannya sendiri, menyuapiku makan, bahkan mencium perutku. Selain itu Rayhan jadi jarang keluar. Tuhan memberkatiku dengan anak ini. Selang beberapa bulan, saat usia kandunganku berumur 5 bulan, Rayhan kembali berulah.

 

Rayhan sering keluar bersama teman-temannya bahkan aku pernah mendengar suara wanita yang menelepon Rayhan saat aku terbangun dari tidurku, tepatnya saat dini hari. Entah bawaan hamil atau apa, emosiku menjadi meluap-luap. Tidak seperti aku yang biasanya. Saat itu aku menangis tersedu-sedu sambil memegangi perutku.

 

"Aria, ada apa? Apa kamu bermimpi buruk?" tanya Rayhan yang langsung berlari ke kamar setelah mendengar suara tangisku.

 

"Hiksss ... Benar, aku bermimpi buruk. Mimpi burukku terasa sangat nyata hingga hatiku sakit karenanya."

 

Malam itu aku tidak membahas rasa cemburuku karena Rayhan terus mendekapku dengan hangat hingga aku terlelap. Esoknya pun aku masih berpura-pura tidak terjadi apa-apa semalam. Aku anggap kupingku semalam sedang bermasalah atau bahkan aku sedang berhalusinasi meskipun aku penasaran dengan wanita yang menelepon Rayhan.

 

Tanda tanya besar di hatiku segera terjawab dalam hitungan hari, wanita bernama Andin datang ke rumahku disaat Rayhan sedang bekerja. Dia mengakui bahwa dia adalah mantan pacar Rayhan saat SMA. Hah? Mantan pacar Rayhan untuk apa mencari Rayhan ke rumah baru kami?! Bukan itu, kenapa Andin bisa tau alamat rumah kami? Haha! Ternyata suamiku ada main dengannya...

 

Saat itu juga aku langsung membereskan pakaianku dan pergi dari rumah yang hampa diselimuti kesunyian itu. Di dalam taksi, tangisku pecah tak terbendung. Tanpa pamit, aku memblokir kontak Whatsapp Rayhan dan sosmed nya. Hingga sampai rumah ibuku menangis setelah mendengar keluh kesahku yang ku tutupi selama ini. Tentu saja di mata orang tua dan mertuaku, pernikahan kami terlihat harmonis. Karena apa? Aku pandai menyembunyikan rasa sakitku!

 

***

 

Rayhan yang menyusulku ke rumah terlihat panik atas kepergianku. Meski begitu, aku benci pengkhianatan. Aku benci Rayhan, aku benci wanita yang mencari suamiku! Aku menolak Rayhan untuk kembali. Selama dua minggu berlalu Rayhan terus menerus membujukku untuk pulang ke tempat yang ia sebut rumah kami.

 

Mungkin karena Rayhan tidak juga berhasil membujukku, akhirnya mama mertuaku turun tangan. Beliau yang aku sebut 'Mami' membujukku untuk tinggal di rumahnya selama aku hamil. Dengan nada lembut mami juga memintaku untuk memaafkan Rayhan. Inilah aku, Ariana Kirana. Aku selalu lemah terhadap orang yang bersikap lembut padaku. Oke, saat itu juga aku menyetujui ajakan mami untuk tinggal di rumahnya. Tapi aku belum setuju untuk memaafkan Ryan.

 

Selang beberapa minggu aku dan Rayhan tinggal di rumah mertuaku, ibuku selalu menanyakan kabarku. Ibu sempat khawatir jika aku tidak merasa nyaman tinggal di rumah mertuaku. Tentu saja hal yang wajar jika ibuku berpikiran seperti itu. Karena katanya bagi kebanyakan orang, serumah dengan mertua itu hal yang sangat mengerikan apalagi bagi kaum wanita. Sering aku mendengar keluhan-keluhan teman-temanku yang tinggal di rumah mertuanya.

 

Apalagi saat aku menonton beberapa sinetron, banyak mertua yang seenaknya pada menantu wanita ketika serumah dengannya. Hiyy, saat menontonnya aku merinding. Aku takut jika saja kelak aku mendapatkan mertua yang super zuper mengerikan seperti itu. Aku harus bersiap-siap nangis bombay setiap malam.

 

Untungnya Tuhan sangat menyayangiku. Kedua mertuaku sangat baik padaku. Bahkan mami sering berubah menjadi menyeramkan saat menegur Rayhan yang hendak pergi keluar dengan temannya. Dalam hatiku bicara, "Rasakan itu! Matilah ... Matilah iblis dalam hatimu!"

 

"Aria, makan sayurannya juga ya? Sebentar lagi kamu akan menyusui loh, banyakin makan sayuran dan buah-buahan biar Asi-Nya lancar," kata mami saat kami sekeluarga sarapan.

 

"Uhmm, ba—baiklah Mi." Aku terpaksa menyantap sayur daun katuk yang sangat ku benci.

 

Melihatku makan sambil memicingkan mata, Rayhan tertawa kecil meledekku. Aku langsung menoleh ke arahnya sambil memelototi Rayhan dengan geram karena Rayhan sama sekali tidak membantuku padahal Rayhan tau bahwa aku sangat tidak menyukai sayuran itu.

 

"Rayhaaan! Kamu ngetawain Aria, ya?! Sini biar mami pukul kamu! Ngeselin banget!" geram mami sambil melayangkan tinjunya ke arah Rayhan untuk menggertak Rayhan.

 

"Enggak kok, Mi. Siapa lagi yang ngetawain Aria? Huu, salah terus nih Rayhan."

 

Giliran aku yang tertawa kecil melihat Rayhan merajuk karena mami menyalahkannya. Rayhan langsung menoleh padaku dan membelai rambutku dengan lembut. "Jangan dipaksain kalo gak suka. Kan nanti bisa minum susu buat menyusui," ucap Rayhan dengan lembut.

 

Deg ...

 

Aku berdebar mendengar ucapan manisnya. Seketika aku melihat kepuasan dari wajah papi dan mami. Sejak kami tinggal di rumah mertuaku, hubungan kami semakin hangat. Rayhan pun menjelaskan bahwa setiap dirinya keluar bersama teman-temannya itu tanpa ada Andin bersamanya. Bahkan Rayhan mempertemukan aku dan Andin untuk meluruskan kesalahpahamanku.

 

Andin mencari Rayhan karena Andin masih mencintai Rayhan, namun Andin mengetahui rumah kami bukan dari Rayhan melainkan dari Doni yang merupakan teman Rayhan sekaligus teman Andin. Aku lega, ternyata Rayhan tidak seburuk yang ku kira. Aku sangat bersyukur, dengan kami tinggal sementara di rumah mertuaku, akhirnya kami bisa meluruskan kesalahpahaman kami.

 

Andai saja tidak di rumah mertuaku, aku pasti tidak punya keberanian untuk mengungkapkan isi hatiku pada Rayhan. Akhirnya kami tinggal di rumah mertuaku sampai dua minggu setelah kelahiran putra pertamaku, Revano Arkana...

 

_Tamat_

 


 

Penulis :

Nama : Neneng Widyaningsih
Nama Pena : Snow 0088
Nama Panggilan : Widdy Jutex


Saya tinggal di kota Kuningan Jawa Barat. Pekerjaan saya selain menulis novel adalah karyawan butik. Pernah menulis tiga novel di Novelme dan sebuah chat story Noveltoon

16 Comments