Open BO di Kalangan Pekerja Migran Indonesia yang Meresahkan.

 

Open BO di Kalangan Pekerja Migran Indonesia yang Meresahkan- Orang lain tidak pernah tahu bagaimana keadaan sesungguhnya seseorang itu selain dirinya sendiri. Orang lain memang tak memiliki hak untuk menge-judge perbuatan atau keputusan seseorang, tetapi perlu diingat ketika "hal" itu sudah di-publish, maka khalayak umum memiliki hak untuk berkomentar.

Belakangan ini aku memutuskan untuk menggunakan aplikasi Tiktok lebih rajin daripada biasanya. Tentu saja untuk mendapatkan kebutuhan konten/bisnis meski sejujurnya aku merasa kurang nyaman ada di aplikasi tersebut. 

Ada beberapa hal yang membuatku sering hapus Tiktok dan vacuum untuk waktu yang lama. Selain bikin ketagihan karena banyak konten bagus, terlalu banyak menyita waktu, yang paling mengganggu adalah munculnya video-video dari PMI yang rata-rata FYP. 

Jika video-video yang muncul itu adalah video makan, jalan-jalan, joged-joged, buatku itu adalah hal yang biasa. Wajar. Karena hal tersebut dilakukan semata-mata hanya hiburan di sela-sela padatnya aktifitas dan beratnya tuntutan hidup. Namun, lain cerita jika video yang ditampilkan adalah konten 'pamer kekayaan' sugar daddy, dan betapa bangganya mereka karena 'laku' hingga adu level sesama pekerja. 
Sejujurnya, aku tak masalah jika PMI 'nyambi pekerjaan'. Itu hak mereka, tetapi yang tidak aku sukai adalah mereka mengumbarnya ke khalayak umum, dijadikan konten, adu gaya lebih keren mana, dan lain sebagainya. Kalau sudah di-publish begini, tentu tak hanya akan merusak nama mereka, tetapi juga merusak nama pekerja Indonesia dan Indonesia itu sendiri. Apalagi video-video tersebut dilihat banyak orang dari berbagai negara. Orang-orang yang tidak tahu menahu dan bekerja sesuai apa yang ada di kontrak masing-masing, ikut mendapatkan getahnya padahal tidak makan nangkanya. 

Aku pribadi tidak mau melarang mereka atau siapa pun yang membaca ini untuk open BO. Just keep in secret, tidak usah dipamerkan dan merasa diri sudah kaya raya serta berkelas. Just remember, berkelas bukan uang puluhan ribu dolar yang dihasilkan dari menemani pria di ranjang, bukan pula karena bisa memakai jam tangan mahal, tas mahal, sepatu bermerk ternama, tetapi berkelas adalah sebuah sikap yang tak bisa dibeli oleh itu semua. (*)

0 Comments