Belajar Membuat Novel dari Anime My Happy Marriage.

 

Belajar menulis novel dari anime my happy marriage.
Belajar Membuat Novel dari Anime My Happy Marriage- Sejatinya belajar menulis novel, mencari inspirasi untuk menulis, bisa dari mana saja termasuk dari semua film animasi. 

Dimulai dari obrolan di grup WA mengenai plot novel (daripada menulis novel menggunakan plot yang ada di aplikasi/website, kenapa gak pakai plot ala manhua saja), aku tiba-tiba teringat dengan anime summer 2023 yang satu ini.

Yup, my happy marriage! Banyak penggemar anime yang sedang gandrung sama couple satu ini. Si tuan Kiyota yang ganteng se kecamatan dan Miyo yang cantik, baik hati, serta tidak sombong. 

Bagi pembaca manhua, aku yakin plot semacam ini pasti tidak asing lagi. Di mana si tokoh utama ibunya sudah meninggal lalu bapaknya kawin lagi. Setelah memiliki istri baru, ayah yang tadinya baik berubah menjdi jahat. Tokoh utama kemudian hidup dalam penderitaan karena ibu tirinya, ditambah dia juga punya adik tiri.

Anime my happy marriage

Kehidupan di rumah seperti di neraka, bahkan pembantu rumah tangga pun tidak menghormati si tokoh utama. Hingga suatu ketika datanglah sebuah perjodohan dari tokoh laki-laki yang dirumorkan berhati keras, jahat, dll. Pinangan itu sebenarnya untuk sang adik, tetapi karena si laki-laki dianggap tidak mumpuni, jadilah diberikan pada si kakak.

Si kakak yang tadinya kecewa karena dibuang, pas ketemu sama tokoh laki-lakinya, e jadi jatuh cinta dah (kayaknya segini aja aku nulis plotnya. Bisa gak kelar-kelar ini).

Plot novel macam di atas tuh sudah sangat pasaran. Kalau di manhua, biasanya dikemas dengn cerita modern dan traditional Cina. Terus, apa hubungannya dengan my happy marriage?

Well, intinya adalah menulis novel itu gak perlu menggunakan plot yang ribet, konflik yang bikin pusing kepala, apalagi bagi kita yang pemula ini. Menulis light novel/novel dengan konflik ringan sangat disarankan. 

Kalau pakai plot pasaran begitu, termasuk plagiat gak, sih? Selama novel itu ditulis dengan hasil pemikiran sendiri, aku kira tidak bisa dikatakan plagiat. Secara, lebih banyak novel yang memiliki plot pasaran ketimbang yang tidak pasaran. Ambil saja contoh manhua yang diadaptasi dari novel-novel cina atau korea. Ceritanya banyak yang serupa, tapi tak sama. 

Terus, apa yang bisa membedakan agar novel-novel dengan plot sama tidak terkesan seperti jiplakan? Gini, setiap penulis pasti memiliki gaya masing-masing dalam menulis diksi, narasi, serta dialog. Penulis A dan penulis B tentu berbeda. Selain itu, perbedaan latar belakang tokoh, budaya juga sangat penting. Misal si A nulis dengan latar budaya Cina, kita nulisnya latar budaya Jepang.

Hal lain yang bisa diaplikasikan adalah konflik. Meski memiliki plot yang sama, gak mungkin dong memiliki alur konflik yang sama pula kecuali ada unsur plagiasi. Ingat, pembukaan bab boleh saja sama-sama one night stand (misalnya), endingnya juga boleh sama-sama happy ending, tetapi kalau soal konflik, harus beda. (*)

0 Comments