Canva Premium |
Ditulis pada tanggal: 19 November 2024
Ditulis oleh: Maitra Tara
Menulis Novel Menggunakan AI- Hola, I'm back! Kali ini aku akan membahas tentang sesuatu hal yang sangat sensitif. Sebagian orang akan pro dan sebagian lagi akan kontra. Ya ... itu sudah menjadi hal biasalah di dunia tulis menulis. So, no hard feeling-lah, ya ....
Kalau sebelumnya heboh tentang ghost writer, sekarang hebohnya tentang artificial intelligence atau yang biasa kita sebut dengan AI.
Menulis novel menggunakan AI, emang bisa?
Jawabannya adalah sangat bisa! Kalau menggunakan kecerdasan manusia, menulis novel dengan panjang minimal 30.000 kata bisa menghabiskan waktu rata-rata satu bulan (itu pun kalau ide sedang lancar) kalau pakai AI, tidak perlu menunggu waktu satu bulan. Kurang dari satu jam pun novel itu sudah jadi!
Sampai sini kira-kira Teman Cantik sudah punya bayangan belum tentang AI? Ternyata kecerdasan buatan secanggih itu, ya?
Apakah bagus novel yang ditulis menggunakan AI?
Beberapa waktu lalu aku menjumpai sebuah status di FB yang berbunyi kira-kira seperti ini. "Ternyata tulisan yang aku tulis pakai AI hasilnya lebih bagus daripada tulisan novelis-novelis terkenal yang pernah aku baca selama ini."
Ada juga yang penulis yang terang-terangan mengatakan seperti ini sosial medianya. "Novel yang aku tulis menggunakan AI, sudah bisa dibeli, ya."
Kemudian di kolom komentar ada yang berpendapat seperti ini. "Bagus, sih, tapi kehilangan rasa. Lebih bagus tulisanmu yang nggak pakai AI, kak."
Akan selalu ada kontroversi soal bagus atau tidaknya novel yang ditulis menggunakan AI. Ini sudah biasa, jadi tidak perlu dipikirkan terlalu dalam biar asam lambung tidak naik.
Baca juga: Cara menjadi penulis novel online 2024
Pendapat pribadiku menulis novel menggunakan AI.
Kalau menurutku pribadi, novel yang ditulis menggunakan AI bagus-bagus saja, tapi aneh. Karena sebagus apa pun prompt yang diberikan, AI tidak bisa secerdas manusia itu sendiri.
AI juga sering menggunakan kata berulang dan terlalu positive vibes yang kalau dibaca tuh jadi mikir. Eh, kok gini? Aneh, deh pakai kata ini. Kok kalimatnya diulang terus, sih?
Rasa dalam sebuah tulisan. Nah, soal rasa inilah yang tidak dimiliki oleh AI (meskipun banyak penulis novel juga yang tidak punya rasa dalam tulisannya meski tidak pakai AI😁)
Yang namanya membuat tokoh novel, tentu penulis harus memasukkan nyawa pada tokoh yang ditulisnya. Dan menurutku AI tidak bisa memberikan ini. Hal inilah yang menjadi kelemahan terbesar AI dalam menulis novel. Yaitu memberikan rasa yang menurutku hanya bisa diberikan oleh manusia.
Baca juga: Cara menjual E-book di Google Play Book
Kesimpulan.
Menurutku, menulis novel menggunakan AI adalah sah-sah saja. Namun, gunakanlah AI sebagai alat, bukan sebagai pengganti dirimu.
Sekali lagi, alat digunakan untuk mempermudah suatu pekerjaan.
Jangan sampai, AI menggerus keberadaanmu dan menggantikan dirimu.
Jika kamu merasa AI sangat berguna untuk produktifitasmu, gunakanlah. Jika kamu menganggap itu sebagai hal buruk, tinggalkan saja. Karena menggunakan AI adalah sebuah pilihan dan semua orang berhak memilih untuk memakainya atau tidak. (*)
0 Comments