Belakangan ini sedang heboh di media sosial tentang artikel yang ditulis oleh Elizabeth Pisani 10 tahun yang lalu.
Wanita berdarah campuran Inggris-Amerika ini mengatakan di dalam artikelnya bahwa anak-anak di Indonesia tidak mengetahui bahwa diri mereka bodoh.
And she said, over 75 percent of 15 year-old school children in Indonesia do not have the mathematical skills to answer it correctly this question๐๐๐
Four cars have different engine capacites:
Alpha: 1.79
Bolte: 1.796
Castel: 1.82
Dezal: 1.783
***
Well, sebagai mantan pelajar yang pernah mengalami masa-masa SD, SMP, SMA, aku bisa bilang bahwa apa yang dikatakan Elizabeth adalah benar (If you want to read more, grab Her book on Google Play Book).
Waktu sekolah aku sama sekali tidak memahami apa itu Matematika, Bahasa Indonesia, apalagi Bahasa Inggris. Science? Opo kuwi? Lewat!
Aku masih ingat waktu SMA, guru Matematika kelas 3 (I'm forgot Her name, tapi masih ingat wajah dan pinternya beliau seperti apa) sampai nangis waktu aku lulus. Soalnya berkali-kali uji coba ujian, aku gak pernah lulus di ujian Matematika.
Aku yakin saat itu banyak yang bilang I'm stupid dan aku merasa juga kalau aku memang begitu. Namun, berbeda dengan sekarang setelah aku mengetahui apa itu otak kanan dan apa itu otak kiri.
Ternyata, Tuhan menciptakan otak aku ini lebih condong ke otak kanan. Yang mana orangnya ekspresif, imajinatif, dan kreatif. Sangat berbeda dengan orang yang memiliki kecenderungan otak kiri yang kemampuan berhitung dan logic-nya itu memang baik.
Anak-anak otak kiri ini sering dianggap pintar di sekolah dan juga masyarakat. Sedangkan anak-anak dengan otak kanan, dianggap sebaliknya.
Jadi, sebagai orangtua kalau anakmu dibilang bodoh oleh guru atau teman-temannya, take it easy. Barangkali anakmu otaknya cenderung otak kanan. Arahkan saja dengan hal berbau kesenian atau imajinatif seperti: menggambar/melukis, menyanyi, bermain musik, atau juga menulis.
Ingat, influencer, blogger, youtuber, dan para kreator yang sukses mereka bukanlah orang yang pandai berhitung, science, atau literasi, tetapi mereka adalah orang-orang kreatif yang imajinatif.
So, jangan putus asa kalau kamu gak bisa menjadi teller, guru matematika, atau kimia. Karena kamu masih bisa menjadi seorang content creator atau author.
Belajar berhitung, literasi, memang penting dan sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, tetapi saat kamu tidak bisa menguasai hal tersebut, carilah hal lain yang bisa kamu kuasai, menyenangkan, dan bisa menghasilkan cuan. (*)
0 Comments