Berpikir sederhana membuat bahagia

maitratara.blogspot.com

Terlalu banyak berpikir dan berkomentar di media sosial mengurangi kebahagiaan.

Pernah pada suatu ketika aku terjebak pada sebuah keadaan di mana aku terlalu over thinking, serta mengomentari apapun yang aku lihat, yang aku dengar dan apapun yang kubaca. Hasilnya adalah hari-hariku hanya dipenuhi hal negatif yang berimbas pada etos kerja yang buruk dan seringnya mendapat complain dari bos.

Lama kelamaan aku merasa terpuruk, stress dan makin menjadi membicarakan apapun yang kulihat. Tak jarang hal-hal kecil membuatku bertengkar dengan kawan di media sosial. Kalau ditanya apakah hidupku bahagia saat itu? Jawabannya adalah tidak.

Hingga akhirnya pada akhir tahun lalu aku kerap bertanya pada diriku sendiri. Masak iya sih mau hidup seperti ini terus? Mau sampai kapan? Buruk loh berada di kubangan pikiran yang ruwet dan apa-apa selalu dipikirin. Buruk buat kesehatan, pikiran dan pastinya buruk bagi pekerjaan.

Jadi malas untuk melakukan aktifitas, pekerjaan banyak yang tidak beres dan pastinya kebahagiaan akan menjauh dari kehidupan.

Perlahan mulai bangkit dari keterpurukan. 

Pelan-pelan aku mulai belajar memanage pikiranku sendiri. Memilih-milih mana hal yang memang penting dan perlu perhatian dan mana yang tidak. Aku mencoba agar tak kembali ke tahun-tahun sebelumnya.

Setelah belajar mengolah pikiran, hal yang kulakukan berikutnya adalah memilih dan memilah teman media di media sosial dan dunia nyata. Setelah kuputar kembali memoriku, teman memang berpengaruh dalam kehidupanku. Ketika sekelilingku negatif, tanpa disadari aku pun akan sama dengan mereka. Pun sebaliknya.

Hal ketiga yang kulakukan adalah mulai aktif lagi menulis di blog. Percaya gak percaya, menulis di blog manjur mengobati keterpurukanku secara perlahan. Karena mau tak mau aku diharuskan berkumpul dengan orang-orang positif. Melakukan blogwalking, membaca cerita-cerita blogger yang memang sudah profesional maupun sesama pemula, memberiku energi positif.

Keterpurukan memberiku pelajaran penting. Yaitu perlunya mencintai diri sendiri.

Di tahun-tahun yang telah berlalu, aku terlalu sering memikirkan bagaimana perasaan orang lain, bagaimana hidup orang lain, saat ini aku mengurangi intensitasnya. Aku tak ingin terpuruk lagi hanya memikirkan hal yang sama setiap saat. Aku juga ingin bahagia dengan hidupku dan aku ingin membahagiakan keluargaku. Ya, aku mengerucutkan dan memprioritaskan hal mana yang berdampak baik bagi kehidupanku dan mana yang tidak.

Mencari kebahagiaan dengan jalan yang berbeda.


Ketika tidak bahagia dengan pasanganmu, maka carilah kebahagian dengan orang lain. Ketika tidak mampu bahagia dengan jalan yang biasa ditempuh, carilah jalan yang berbeda untuk menemukan kebahagiaan.

Terus terang aku merindukan pikiranku yang sederhana. Kebahagiaanku yang sederhana dan semua serba sederhana. Di tahun  2015 aku merasakan sedikit kebahagiaan yang perlahan menyusup ke relung batinku. Bisa menyisihkan sedikit uang untuk diberikan kepada anak yatim dan janda adalah hal yang sangat membahagiakan. Namun sayang, hal itu terhenti oleh banyak sebab yang tak lain adalah ujian dari Tuhan. Ujian untuk mengukur seberapa sabar dan kuatnya aku.

Di tahun ini aku memiliki sebuah harapan kecil. Membagikan nasi bungkus kepada orang-orang setiap bulannya. Barangkali itu hanyalah hal kecil, tapi aku percaya pada jalan itulah aku mencari kebahagiaan untuk saat ini. Semoga Tuhan meridhoi dan menjauhkanku dari hal-hal buruk. Aamiin


maitratara.blogspot.com

Kebahagiaan adalah ketenangan. Ketika merasa tenang dalam menjalani kehidupan, itulah kebahagiaan. Dan kebahagiaan ada dalam kesederhanaan. Sama seperti sebuah gelas, agar bisa diisi ia harus kosong. Dan mengisinya harus secukupnya. Kalau berlebihan akan meluber dan membasahi sekitar. Kebahagiaan itu seperti sebuah meja, diisi barang-barang secukupnya dan memang penting agar mudah dibersihkan. Bisa dibayangkan jika sebuah meja penuh akan barang-barang hingga tak memiliki space meskipun untuk meletakkan secangkir kopi? Berantakan dan melelahkan pastinya. Lelah ketika membersihkan dan tidak enak dipandang. Seperti itulah pikiran. Pikiran yang sederhana akan membuat bahagia.(*)

8 Comments

  1. Bahagia itu sederhana, tapi untuk mencapai yang sederhana itu kadang harus melewati kerumitan .

    ReplyDelete
  2. Memang sulit sekali yang mengontrol pikiran yang malah membuat semua makin rumit. Menulis memang sangat membantu merajut pikiran yang kusut dan saya juga mulai berusaha mengelilingi diri dengan hal dan orang-orang yang positif, memang sangat membantu banyak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak. Sama kayak bersih2 kamar ... membantu membangun mood positif😘

      Delete
  3. duh rasanya jadi tenang setelah membaca post ini. aku orangnya sering overthinking juga, dan setelah membaca ini bener overthinkingku itu kadang yang malah membawa masalah baru. terimakasih banyakk

    ReplyDelete
  4. Baru-baru ini aku mengalami yang namanya stress karena pekerjaan & banyaknya rapat di kantor. Akhirnya tidak bisa mengontrol emosi dan jadi stress berat. Sampai apapun berantakan dan banyak yang kena dampaknya.

    Akhirnya aku mulai bangkit lagi dan berusaha mengontrol pikiran termasuk tidak terlalu memikirkan yang membuat emosi tidak terkontrol.

    Akhirnya semua kembali aman.
    Jadi, pikiran sederhana itu memang membuat bahagia.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Banyak pikiran mmg bikin stress ya mbak. Mudah2an ke depan tetap memiliki pikiran yang sederhana agar gak gampang stress.

      Delete