Sagara & Kenanga. Bab 5

 

Kenanga dan Sagara

Sialan! Umpat Berlian dalam hati karena Kenanga mengatai dirinya wanita murahan. Dari segi fisik, Berlian tak kalah cantik. Ia modis dan juga perempuan mandiri. Apa sih yang dilihat Saga dari perempuan itu? Berlian menggerutu. Ingin rasanya dia memukul wajah Kenanga agar bisa menjaga ucapannya. Wanita itu tak pantas mendapatkan Sagara!

"Sayang, aku lelah dan haus," ucap Kenanga dengan wajah pura-pura lemah dan tubuh lemas. 

"Duduklah, Sayang. Sudah kubilang, kan. Kau seharusnya tidak perlu ikut." Saga menuntun istrinya menuju sofa dengan perlahan dan menuangkan air putih. "Minumlah."

Kenanga tersenyum dan melirik ke arah Berlian yang masih berdiri di depan pintu. Terlihat sekali wanita itu gemas bukan main. Tangannya terkepal dan sorot matanya tajam membalas Kenanga.

Kenanga! Awas saja kau! Kita lihat siapa yang akan tertawa di akhir acara! Geram Berlian melotot ke arah Kenanga yang sangat pandai mencari perhatian suaminya.

"Sayang, kepalaku tiba-tiba pusing." Kenanga memegangi pelipisnya, menyandarkan tubuhnya pada Saga yang tak bisa melepaskan diri dari istrinya. Dengan hati-hati Saga mengambil bantal dan menidurkan Kenanga di atas sofa lalu melepaskan jasnya untuk menyelimuti istrinya. 

"Apa perlu kupanggilkan dokter Herlina?" tanya Saga mengecup kening Kenanga dan menyingkirkan helaian rambut yang ada di pipinya.

"Tidak perlu. Aku hanya kecapean. Kakiku pegal sekali."

Dengan sigap Saga langsung membuka kancing lengan kemeja dan menggulungnya hingga ke siku. "Biarkan aku memijit kakimu." Saga langsung mengangkat kaki istrinya lalu duduk di sofa dan menempatkan kaki Kenanga di atas pahanya. Seperti seorang tukang pijat profesional Sagara memijat kaki istrinya. Dengan pelan, kesabaran, dan kasih sayang. Berlian yang melihat pemandangan itu merasa risih dan semakin membenci Kenanga. Berani-beraninya wanita murahan seperti dia memperlakukan Saga seperti budaknya. Dan Saga? Mau maunya pria berkedudukan tinggi seperti dia mau diperlakukan seperti itu? Ke mana perginya Saga yang berwibawa, keras kepala, dingin, dan andal dalam hal bisnis? Oh, ya Tuhan. Berlian benar-benar tak tahan lagi!

"Gara! Kita perlu bicara!"

Saga menjawab santai dengan tangan yang terus bergerak di atas kaki istrinya. "Bicaralah, Lian. Aku ke sini memang untuk bicara denganmu? Kau sendiri kan yang bilang bahwa kau tak mau tanda tangan jika tidak bertemu denganku langsung?"

"Ya. Tapi tidak di sini. Aku ingin membahas kerjasama kita sekalian makan siang," jawab Berlian setengah memaksa. Perutnya mual melihat tingkah laku Kenanga yang pongah. Seolah-olah, Sagar rela melakukan apapun demi dirinya.

"Tidak. Kau tahu kan Kenanga sedang kelelahan. Kalau kau mau, kita bisa tanda tangan sekarang. Aku akan menghubungi Juned membawa surat kontraknya sekarang. Kalau kau keberatan, aku bisa mencari model lain untuk menggantikanmu."

Sial sial sial! Berlian terus mengumpat dalam hatinya. Rahangnya mengeras dan telapak tangannya berkeringat karena menahan amarah. 

"Tapi, Gara. Kita bisa makan siang saja berdua," balas Berlian dengan suara melunak. "Istrimu bisa istrihat di sini. Kita sudah lama tidak bertemu. Kau pasti merindukanku."

Sagara mendesah pelan dan melihat ke dalam mata Kenanga yang sejal tadi menatapnya tanpa berkedip. "Aku tidak akan ke mana-mana tanpa istriku. Kalau kau tak suka dengan keputusanku, pergilah dari sini. Kau mengganggu istriku yang sedang istirahat. Iya kan, Sayang?"

Kenanga hanya menjawab dengan anggukan. Sementara Berlian, langsung pergi dari kantor saja dan membanting pintu saat menutupnya. "Awas kau wanita sialan! Kebahagianmu dan Gara tak akan lama. Akan kupastikan merebutnya darimu!"

2 Comments

  1. Ga salah min udh lama up-nya,eh kok durasinya pendek jd nya y pembacanya marah nich beneran loh😄😄😄😄 ga ding bercanda besok up ny agak rutinq dikit y min biar pembacanya puasssss

    ReplyDelete