Krisis Platform Menulis- Hola, Teman Cantik. Ketemu lagi sama aku Maitra Tara. Welcome back to my blog, ya. Semoga kamu dalam keadaan happy, healthy, and beauty.
Seperti judulnya, kali ini aku bakalan ngebahas tentang platform menulis yang setahun terakhir menurut pengamatanku tuh banyak yang mengalami krisis atau bahkan tutup permanen alias pailit.
Disclaimer terlebih dahulu, ya. Apa yang aku tulis di blog ini berdasarkan pengamatan dan pemikiranku sendiri tanpa berniat menyinggung pihak tertentu. Jika kamu tidak setuju atau ada pemikiran lain, feel free to comment bellow.
NovelMe, platform menulis yang selalu di hati.
Sebelum NovelMe pailit, sebetulnya sudah ada platform lain yang menunjukkan tanda-tanda pailit dengan sinyal sebagai berikut:
- Tidak menerima lagi naskah eksklusif.
- Peniadaan bonus atau pengurangan bonus.
- Pengurangan profit sharing.
- Editor in house yang keluar masuk.
- Seleksi alam. Platform menulis hampir sama dengan perusahaan startup lainnya yang suka bakar-bakar duit. Platform baru berlomba-lomba menarik penulis dengan cara memberikan bonus yang sangat menggiurkan. Alhasil, banyak penulis pemula atau orang yang ingin menjadi penulis masuk platform tersebut untuk mencoba peruntungan. Sayangnya, hal ini tidak dibarengi rencana yang matang dalam jangka panjang. Misalnya, maksimal berapa bulan perusahaan akan memberikan bonus. Karena jika terlalu lama bakar uang, akan berimbas negatif jika tidak dibarengi pemasukan perusahaan sebagai penyeimbang.
- Pemilihan editor in house yang tepat. Beberapa kali menulis di platform online, sangat jarang menemukan editor yang support penulis baik dari segi bagaimana cara membuat naskah kekinian yang diminati pembaca dan juga cara mencari pembaca serta mempertahankan pembaca tersebut agar tetap loyal.
- Penulis yang tidak fokus juga ikut andil dalam kemunduran sebuah platform. Yang penting mendapatkan bonus tanpa peduli bagaimana agar menarik pembaca agar betah di platform. Selain itu rasa iri terhadap pencapaian atau penghasilan penulis lain bisa membuat penulis itu tidak fokus pada diri sendiri.
- Kurangnya kerjasama antara penulis dan juga editor juga mempengaruhi maju atau mundurnya sebuah platform. Kebanyakan, editor hanya condong ke penulis tertentu. Padahal, sebagai editor seharusnya bisa mengayomi seluruh penulis yang ada di bawah naungannya tanpa pilih kasih. Percayalah, memiliki editor yang baik bisa mempengaruhi semangat penulis.
- Lamanya menunggu kontrak turun. Bukan rahasia umum lagi jika kontrak yang lama turun bisa mempengaruhi mood penulis yang berujung pada pindah lapak yang bisa lebih mudah dan cepat dalam memperoleh kontrak. Ingat, penulis dan platform sama-sama saling membutuhkan.
0 Comments